Kapan seorang anak tergolong hipertensi?

Untuk menentukan kapan seorang anak tergolong hipertensi, tekanan darah mereka perlu dinilai berdasarkan usia, tinggi badan, dan jenis kelamin. Kriteria untuk diagnosis hipertensi pada anak-anak sedikit berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. Berikut adalah panduan umum tentang kapan seorang anak dapat dikategorikan sebagai hipertensi:

1. Pengukuran Tekanan Darah

a. Metode Pengukuran

Tekanan darah pada anak-anak diukur menggunakan sphygmomanometer (alat pengukur tekanan darah) yang sesuai dengan ukuran lengan anak. Pengukuran harus dilakukan dengan anak dalam posisi duduk yang nyaman, dan dengan lengan yang tidak terlilit pakaian. Hasil pengukuran tekanan darah biasanya dicatat dalam dua angka, yaitu tekanan sistolik (angka atas) dan diastolik (angka bawah).

b. Pengukuran Rutin

Tekanan darah anak harus diukur secara rutin selama pemeriksaan kesehatan, terutama jika ada faktor risiko atau gejala yang menunjukkan kemungkinan hipertensi. Pengukuran harus dilakukan beberapa kali untuk memastikan bahwa hasilnya konsisten dan akurat.

2. Kriteria Diagnosis Hipertensi pada Anak-anak

a. Persentil Tekanan Darah

Diagnosis hipertensi pada anak-anak didasarkan pada persentil tekanan darah untuk usia, tinggi badan, dan jenis kelamin anak tersebut. Tekanan darah anak dianggap hipertensi jika berada di atas persentil ke-95 pada beberapa pengukuran yang berbeda.

  • Tekanan Darah Normal: Tekanan darah anak dikategorikan sebagai normal jika berada di bawah persentil ke-90.
  • Tekanan Darah Tinggi: Jika tekanan darah berada di antara persentil ke-90 hingga ke-95, anak dianggap memiliki tekanan darah tinggi (pre-hipertensi).
  • Hipertensi: Tekanan darah di atas persentil ke-95 dikategorikan sebagai hipertensi.

b. Klasifikasi Berdasarkan Umur

Klasifikasi hipertensi juga bergantung pada usia anak dan harus dibandingkan dengan grafik tekanan darah standar yang sesuai dengan usia dan ukuran tubuh anak. Kriteria ini dapat bervariasi di antara pedoman medis, tetapi umumnya, tekanan darah diukur dan dibandingkan dengan grafik pertumbuhan yang spesifik.

3. Tanda dan Gejala Hipertensi pada Anak-anak

a. Gejala Umum

Meskipun hipertensi pada anak-anak sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas, beberapa anak mungkin mengalami gejala seperti sakit kepala, pusing, atau nyeri dada. Karena gejala ini tidak selalu spesifik, pemeriksaan rutin sangat penting untuk mendeteksi hipertensi.

b. Pemeriksaan Fisik

Selama pemeriksaan fisik, dokter dapat mencari tanda-tanda yang mungkin terkait dengan hipertensi, seperti pembengkakan, gangguan penglihatan, atau kelainan jantung. Gejala ini bisa menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi mungkin telah menyebabkan kerusakan pada organ atau sistem tubuh lainnya.

4. Evaluasi dan Penanganan

a. Penilaian Tambahan

Jika tekanan darah anak tinggi, dokter mungkin akan melakukan evaluasi tambahan untuk menentukan penyebab yang mendasari. Ini bisa termasuk tes darah, analisis urin, dan pemeriksaan pencitraan untuk menilai fungsi ginjal, hormon, dan organ lainnya.

b. Perubahan Gaya Hidup dan Pengobatan

Jika hipertensi dikonfirmasi, perubahan gaya hidup seperti modifikasi diet, peningkatan aktivitas fisik, dan pengelolaan stres adalah langkah pertama dalam pengobatan. Dalam kasus yang lebih serius, obat antihipertensi mungkin diperlukan untuk membantu mengendalikan tekanan darah.

c. Tindak Lanjut Berkala

Pemantauan tekanan darah secara rutin dan tindak lanjut berkala dengan dokter adalah penting untuk memastikan bahwa tekanan darah anak tetap dalam rentang yang sehat dan untuk menilai respons terhadap pengobatan atau perubahan gaya hidup.