Teman anda munafik? Bermuka dua? Selamat datang di dunia. Berarti anda sudah berpetualang cukup jauh, sudah keluar dari zona nyaman anda. Jika biasanya anda melihat teman munafik bermuka dua di sinetron-sinetron. Atau film, anda sekarang bisa bertemu langsung. Bagaimana rasanya, campur aduk ya? kecewa, sedih, marah. Ya ini adalah perasaan umum yang akan kalian rasakan saat bertemu dengan orang seperti ini. Dan setiap orang yang keluar dari zona nyaman, dan akan mulai bersosialisasi dengan orang luar pasti akan bertemu dengan orang seperti ini.
Seperti Apa Teman Munafik?
Mungkin kalian masih bingung dengan teman munafik. Seperti apa sih teman munafik. Bagaimana menilai teman munafik. Kalau kalian yang baru mulai bersosialisasi, mungkin akan sedikit susah membedakan. Tapi bagi kalian yang sudah sering bertemu dengan beragam orang, akan sangat mudah memilah-milah teman, dan mudah untuk menilai seseorang. Bukan tentang suudzon, atau asumsi, tapi akan ada di titik dimana kalian akan merasakan betul orang ini berpura-pura. Karena anda sudah sering bertemu dengan orang seperti ini.
Memang tidak bisa membuktikannya langsung, butuh waktu. Jadi jika kalian tidak percaya, ya sudah silahkan berteman dan buktikan. Dan bagi yang masih baru masuk di dunia pergaulan. Yang baru memulai membuka diri untuk berteman. Kalian mungkin akan sedikit sulit untuk menilai orang seperti ini. Karena kalian akan berpikir masa iya orang ada sejahat itu. Ya orang seperti ini ada di dunia nyata. Mungkin ada beberapa orang yang rasanya oh tidak mungkin dia sejahat itu. Itulah pentingnya untuk tidak menilai orang dari covernya saja.
Karena cover sekarang sudah bisa di edit dengan berbagai cara. Tapi isinya yang penting. Jadi orang jangan terlalu naif. Jangan terlalu memaafkan, rendah hati dan mau positif thinking. Banyak orang tidak se positive itu. Jika kalian berpikir oh mungkin dia begitu karena masa lalunya, karena dia pernah di sakiti atau semacamnya, jadi dia annoying. Gak, kadang ada aja orang yang memang sudah memiliki sifat jelek dari sananya, ada orang yang memang jahat dari sananya, sudah dalam darahnya. Ini yang harus kita belajar menerima.